Mangle pada Firewall mikrotik dapat digunakan untuk manandai packet data. Tanda
(marking)
tersebut bisa digunakan pada fitur lain seperti Filter, Routing, NAT, ataupun
Queue. Pada implementasi di lapangan mangle bisa digunakan untuk melakukan loadbalance,
Router yang melakukan loadbalance biasanya merupakan router Utama yang juga digunakan
untuk melakukan management bandwidth.
Contoh implementasi kali ini seumpama ada 2 jalur koneksi ke arah internet, dan
jaringan lokal tidak hanya memiliki satu jaringan saja melainkan lebih dari 1.
Sebagai admin jaringan kita ingin menggunakan kedua jalur internet tersebut
secara maksimal bukan sekedar hanya digunakan untuk failover saja, nanti bisa
rugi bayar bulanannya.
Loadbalance merupakan teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau
lebih jalur koneksi secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal dan tidak
ada overload pada salah satu jalur koneksi. Salah satu teknik Loadbalance adalah
PCC (Per Connection Classifier). Dengan menggunakan fitur PCC kita bisa mengelompokkan
trafik koneksi yang melewati ataupun masuk ke router menjadi beberapa kelompok.
Router akan mengingat jalur gateway yang dilewati pada awal trafik koneksi sehingga
paket selanjutnya yang masih berhubungan akan dilewatkan pada jalur yang sama
dengan sebelumnya.
Pada beberapa referensi sebelumnya load balance PCC di contohkan hanya didistribusikan
pada 1 jaringan LAN saja. Pada Artikel ini kami akan mendistribusikan koneksi
2 Wan ke dalam 2 WAN(seperti topologi).
Untuk memudahkan dalam melakukan pembuatan rule mangle agar tidak terlalu banyak
mangle yang dibuat, manfaatkanlah fitur interface-list.
Setelah mengelompokkan interface-list saatnya melakukan loadbalance menggunkan metode PCC.
Dari beberapa rule di atas, yang pertama kali dilakukan adalah memberikan action
accept pada trafik lokal agar trafik lokal tidak ditandai sebagai koneksi ke jaringan
internet. Kemudian memberikan tanda terhadap trafik dari ISP 1 maka akan di kembalikan
lagi trafik baliknya lewat ISP1 begitu juga jika ada trafik dari ISP2. Selanjutnya
adalah metode load balance PCC. Dan Mangle selanjutnya adalah memberikan tanda
terhadap trafik agar bisa dilakukan routing.
Mark-route yang sudah dilakukan, masukkan dalam Routing sehingga trafik yang
sudah di tandai untuk ISP1 akan lewat gateway ISP1 dan Trafik dengan tanda ISP2
lewat gateway ISP2.
Loadbalance sudah selesai, masalah terakhir adalah bagaimana melakukan management
bandwidth-nya. Skema yang akan diterapkan adalah membagi bandwidth dari total
2 layananan internet tersebut ke dalam 2 jaringan LAN.
Tentu jaringan LAN tersebut berada pada interface yang berbeda sehingga dalam
kasus ini bisa menggunakan Parent Global pada Queue tree RouterOS v6.x, namun
perlu mangle yang lebih spesifik untuk membedakan trafik upload
dan download, sebab parent=global berada pada setiap out-interface pada packet
flow ROS v.6.x.
Agar lebih simple sebaiknya pisahkan mangle untuk queue tree dari mangle yang digunakan untuk melakukan Loadbalance. Dengan kata lain buat mangle baru khusus untuk melakukan Queue tree.
Queue Tree dapat dibuat dengan metode hirarki parent dan child. Maka parent menggunakan
max-limit sesuai akumulasi 2 layanan internet yang dimiliki. Sebagai contoh pada
kasus ini setiap ISP memberikan bandwidth 512k.
Kemudian child bisa menggunakan kombinasi dengan PCQ di Queue Type-nya untuk
memberikan pembagian secara merata jika di setiap LAN ada banyak user di dalamnya.
Sehingga kedua LAN bisa berbagi bandwidth dengan metode HTB tanpa mepertimbangkan
trafik tersebut melewati gateway ISP yang mana.
Jika LAN 1 tidak menggunakan bandwidth maka bisa digunakan oleh LAN 2, begitu
pula sebaliknya. Jika kedua Online secara bersamaan akan dibagi sama besar.
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Tips & Trik